Profil

LEMBAGA STUDI REALINO

(Realino Institude Of Studies)

Didirikan pada tahun 1957, Asrama Mahasiswa Realino (Realino Student Dormitory) - khusus laki-laki - adalah rumah bagi mahasiswa yang cukup terpandang di Yogyakarta. Sejak awal, perhatian utama dari pendirian Realino adalah untuk membentuk masa depan (calon-calon) intelektual Indonesian dengan semangat dasar Sapientia et Virtus (Kebijakan and Kebajikan). Sebuah komunitas intelektual yang bertujuan bagi para anggota dan alumninya untuk membentuk pikiran-pikiran mereka sehingga hidupnya didasarkan pada keputusan-keputusan yang independen, tepat and penuh pertimbangan.

Residensi Realino ditempati oleh beragam etnis yang bermukim di Indonesia. Berdasar pada hidup bersama dan berbagai kegiatan yang dikelola secara terpadu dalam asrama, para pendiri awal berharap bahwa segenap alumni Realino mampu menjadi inteletual-intelektual Indonesia ternama yang tidak hanya berkutat pada soal agama, etnik dan primordialitas mereka.

Pada awal bulan Juli tahun 1990, dengan rasa hormat tanpa dilandasi oleh orientasi bias gender dan untuk mengerjakan pelayanan akademis secara lebih efektif di luar kampus, asrama ditutup. Kemudian, Lembaga Studi Realino dibuka; dengan beberapa tujuan yang senada dengan Sapientia et Virtus.

Untuk membangun kesadaran akan keadilan dan perdamaian melalui kegiatan ilmiah dan penelitian yang berkompeten dan bermutu bersama para staf dan pesertanya.
Untuk mempromosikan pendekatan lintas ilmu dan komparatif dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan ilmiah, khususnya dialam lingkup humaniora.
Untuk lebih memperhatikan kajian terhadap isu-isu lokal dengan analisa yang terpadu berkait dengan beragam kepentingan masyarakat nasional dan yang lebih luas.
Untuk mencetak dan menyebar-luaskan hasil-hasil kajian dan penelitian secara lebih efektif melalui media massa yang terkemuka. Kendati demikian, Lembaga juga mendorong para alumninya untuk berpartisipasi dalam berbagai aksi bersama yang sejalan dengan tujuannya.

Tujuan-tujuan di atas dikerjakan dalam sejumlah kegiatan yang berbentuk penerbitan alternatif, forum bincang ilmiah, kursus-kursus kerja terpadu, dan penelitian humaniora.